Jumat, 24 Januari 2020

Sex Perselingkuhan Terjadi Dengan Teman Ku


Sex Perselingkuhan Terjadi Dengan Teman Ku

Joker123-Waktu di jam dinding menonjolkan telah pukul 8.00, melainkan Azis belum juga datang, Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Azis ingin bermalam di kampungnya, saya tak mungkin bermalam berdua dengan istrinya di rumah ini. Aku lalu teriak meminta pamit saja dengan alasan nanti esok hari saja ketemunya, tetapi istri Azis berteriak melarangku dan katanya,

“Tunggu dahulu pak, nasi yang aku masak buat bapak telah matang. Kita makan bersama saja dahulu, siapa tahu sesudah makan Azis datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap supaya saya konsisten menunggu dan ingin makan malam bersama di rumahnya.

Agenslotindonesia-Tidak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk merasakan hidangan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat diskusi yang santai dan penuh canda, sehingga tanpa terasa aku sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa aku ingat lagi bila tadi aku bilang telah kembung dan baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.

“Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tak ideal bila saya panggil bapak khan? Sebaiknya saya panggil kak, abang atau Mas saja,” sebutnya secara tiba-tiba saat saya meneguk air minum, sehingga saya tak sempat menghabiskan satu gelas sebab terasa kembung sekali. Cerita Sex Perselingkuhan.

Di Baca juga : Bertemu Teman Lama Dan Bermain Sex

Apalagi aku mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yang baru saja kulihat sepotong tubuhnya yang mulus dan putih? Tak, aku tak boleh berdaya upaya ke sana, apalagi wanita ini merupakan istri sahabat lamaku, malahan rasanya saya belum pernah berdaya upaya jenis-jenis kepada wanita lain sebelum ini. Saya kendalikan kencang pikiranku yang mulai miring. Siapa tahu ada setan yang memanfaatkannya.

“Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku aku terima seluruh, asalkan tak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.
“Terima beri Kak atau Mas atas kesediaan dan keterbukaannya” balasnya.

Sesudah selesai makan, saya lalu berjalan keluar sambil memandangi sudut-sudut ruangannya dan saya sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana saya memperhatikan tubuh berbaring tanpa busana tadi. Terbukti betul, wanita itulah tadi yang terbaring di atas daerah tidur itu, yang di depannya ada sebuah Kaca color layar kaca-layar kaca 21 inc.

Jantungku tiba-tiba kira saat saya memperhatikan sebuah celana kolor memandang di sudut daerah tidur itu, sehingga saya saya membayangkan bila wanita yang baru saja aku temani bicara dan makan bersama itu kemungkinan besar tak tak celana, apalagi yang aku lihat tadi mulai dari pinggul saya ujung kaki tanpa busana. Tetapi pikiran itu aku coba saya jauh-jauh biar tak mengganggu konsentrasiku.

Sesudah saya duduk kembali di saya bangku semula, tiba-tiba saya mendengar saya Kaca dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali bila itu yang main merupakan film Angling Dharma kalau film kegemaranku. Saya tak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, saya saya meskipun sekali nonton film itu. Beriringan dengan puncak keinginanku, tiba-tiba,

“Kak, ingin nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.
“Wah, itu film kesukaanku, tetapi sayangnya Kaca-nya dalam kamar,” jawabku dengan kencang dan saya agak lantang.
“Masuk saja di sini kak, tak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan telah seperti saudara dan telah saling terbuka” katanya penuh harap.

Lalu aku bangkit dan masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan saya duduk di pinggir daerah tidur berdampingan dengannya. Saya agak malu dan takut rasanya, tetapi juga ingin sekali nonton film itu.

Mulanya kami melainkan-melainkan saja, mulanya dan serius nontonnya, tetapi baru sekitar lazim jam acara itu berjalan, tiba-tiba hening menawarkan untuk nonton film dari VCD yang katanya lebih melainkan dan lebih separo dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga saya tak menolaknya dan meskipun juga menyaksikannya. Saya tak dan ingin bila-bila VCD yang ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yang kuharapkan.

Sesudah hening masukkan kasetnya, iapun mundur dan kembali duduk tak jauh dari daerah dudukku malahan terkesan sedikit lebih rapat tak sebelumnya. Gambarpun tempat dan terjadi perbincangan yang serius antara seorang pria dan seorang wanita Barat, sehingga saya tak tahu maksud diskusi dalam film itu.

Baru saja saya bermaksud tak mengganti filmnya dengan film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan dan diskusi, saling mengisap lidah, saya rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, malahan secara berkecupan-lahan saling menelanjangi dan bercumbu, malah pelan aku menatapnya dengan tajam sekali secara bergantian menjilati hingga, yang kesudahannya jantungku kira, tongkatku mulai tegang dan membesar, sekujur tubuhku gemetar dan berkeringat, lalu sedikit demi sedikit saya menoleh ke arah wanita disampingku membikin istri sahabat lamaku.

Secara saya iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke layar. Tentu saya tak bersamaan lagi saya birahiku sebagai pria normal, melainkan saya konsisten takut dan malu mengutarakan isi hatiku.

“Mas, pak, ingin nggak filmnya? Jika nggak ingin, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku saat saya asyik menikmatinya.

“Iiyah, bolehlah, ingin juga, bila adik, memang saya nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tetapi ingin dan ingin sekali.

“Aku dari dahulu menyenangi saya perkawinan kami, memang dahulu putar film seperti itu, sebab kami sama-sama menyukainya, lagi pula awal menambah gairah sex kami senantiasa karena memunculkannya, malahan ketika menambah pengalaman sulit, syukur-syukur bila bisa awal dipraktekkan.

“Sungguh kami kalau. Aku kurang pengalaman dalam hal itu, malahan baru kali ini aku betul-betul awal menyaksikan dengan malah dan saya film seperti itu. Apalagi istriku tak ingin nonton dan praktekkan jenis-jenis seperti di film itu,” keteranganku terus menyenangi.

“Namun kakak ingin nonton dan permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.
“Menyenangi sekali dan kelihatannya melainkan sekali yach,” kataku secara tegas.

“Seandainya istri kakak tak ingin dan tak ingin menyenangi permainan seperti itu, bagaimana bila saya tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri sahabat lamaku secara tegas dan berani padaku sambil hening mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat saya dipipiku.

Tanpa sempat lagi saya berfikir panjang, lalu saya mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala nafasnya saya. Wanita itupun membalas pelukanku. Pun hening duluan setuju pipi dan bibirku, lalu hening masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan, akupun membalasnya dengan lahap sekali.

Saya mengecup memasukkan tangan ke dalam dia mencari kedua payudaranya sebab saya sama sekali telah tak bersamaan lagi sudah birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu aku telah hafal tempatnya dan telah saya sudah. Namun kali ini, rasanya lain tak yang lain, sedikit lebih mulus dan lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yang membuka mengontrolnya yang dikenakannya, tiba-tiba terbuka dengan lebar sehingga melainkan kedua benda kenyal itu tergantung dengan menantang.

Akupun memperaktekkan apa yang barusan kulihat dalam layar tadi membikin menjilat dan mengisap putingnya berkali-kali seolah saya ingin mengeluarkan air dari dalamnya. Kadang kugigit sedikit dan kukunyah, melainkan wanita itu sedikit saya kepalaku sebagai ingin adanya rasa sakit.

Selama hidupku, baru kali ini saya memperhatikan pertanda yang saya sekali di antara kedua paha wanita itu. Sebab tanpa pemandangan saya membuka sarung yang dikenakannya, karena saja jatuh sendiri dan kesusahan dugaanku semula rupanya memang tak ada pelapis hingga sama sekali sehingga saya sempat menatap saya kebersihan genitalianya wanita itu.

Putih, mulus dan tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu kesudahannya saya vagina memperhatikan dan saya, apalagi sesudah saya memberanikan diri membuka kedua bibirnya dengan kedua tanganku, melainkan benda kecil sesudah di antara kedua bibirnya dengan warna agak kemerahan. Mau rasanya saya telan dan makan menonjol, untung bukan makanan, tetapi sempat aku lahap dengan lidahku saya sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit dan terengah-engah sudah rasa nikmatnya lidah aku, apalagi sesudah saya menekannya dalam-dalam.

“Kak, saya buka saja seluruh saya yah, biar saya lebih leluasa merasakan pakaiannya tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu saya yang kukenakan saya saya telanjang bulat. Pun hening nampaknya lebih tak malah lagi berlama-lama dia. Dia karena serobot saja dan menjilati sekujur tubuhku, melainkan jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai ingin kegelian.

Lalu disusul dengan memasukkan penisku ke mulutnya dan menggocoknya dengan kencang dan berulang-ulang, malah-malah terasa spermaku ingin muncrat. Untung aku tarik keluar kencang, lalu membaringkan ke atas daerah tidurnya dengan kaki konsisten pesat ke lantai biar saya lebih konsisten memperhatikan, dan menjamahnya.

Sesudah hening terkulai lemas di atas daerah tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu dan berkecupan saya masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan maju dan mundur, pelan ketika masuk tanpa terlalu pemandangan.

“Dik, kesudahannya yang bagaimana kita terapkan bisa? Apa kita ikuti seluruh posisi yang ada di layar Kaca tadi,” tanyaku berbisik.

“Terserah kak, saya serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yang kakak anggap lebih melainkan dan lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur semua tadi sambil saya berdiri menggocok terus, sehingga saya sedap yang agak menambah gairah sexku.

“Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, telentang sekali, gocok terus kakak, saya memunculkan menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah dan berdesis seperti sedap jangkrik di dalam kamarnya itu.

“Dik, gimana bila aku terbaring dan adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goyangannya,” pintaku padanya.

“Saya ini telah hampir memuncak dan telah mulai lemas, tetapi bila itu permintaan kakak, bolehlah, saya masih awal bertahan melainkan menit lagi,” jawabnya seolah meskipun memuaskanku malam itu.

Tanpa kami rasakan dan pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi sesudah jam menonjolkan pukul 9.30 malam itu, saya terus ingin menumpahkan segalanya dan betul-betul meskipun merasakan pengalaman bersejarah ini bersama dengan istri sahabat lamaku itu.

Tetapi sayangnya, sebab keasyikan dan keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dengan posisi aku di bawah dan sahabat di atas memompa serta menggoyang kiri kanan pinggulnya, pelan spermakupun tumpah dalam rahimnya dan diapun kurasakan bergetar pakaiannya tubuhnya nafasnya juga memuncak gairah sexnya. Sesudah sama-sama puas, kami saling diskusi, berangkulan, berjilatan tubuh dan tidur terlentang saya pagi.

Sesudah kami terbangun hampir saya di pagi hari, aku karena lompat dari daerah tidur, tiba-tiba tempat rasa takut yang mengecam dan pikiranku memunculkan kalut tak tahu apa yang muncul aku perbuat. Aku menyesal tetapi ada patut untuk mengulanginya bersama dengan wanita itu. Untung malam itu suaminya tak kembali dan kamipun ingin masuk kamar mandi membersihkan diri.

Sedangkan terasa ada gairah baru lagi meskipun mengulangi di dalam kamar mandi, melainkan rasa takutku lebih berusaha gairahku sehingga saya mengurungkan niatku itu dan karena pamit dan sama-sama melainkan akan mengulanginya bila ada saya. Aku keluar dari rumah tanpa ada orang lain yang melihatku sehingga aku yakin tak ada yang mencurigaiku.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar