Kamis, 20 Februari 2020

Aku Yang Kesepian dan Haus Sex

Aku Yang Kesepian dan Haus Sex

Cerita sex-Saya sudah lama tak merasakan pelukan laki-laki semenjak suamiku berprofesi di Arab, Mulai ketika itu suamiku cuma pulang tiap-tiap 6 bulan sekali. Itupun cuma 1 pekan di rumah.Saya sudah lama tak merasakan pelukan laki-laki semenjak suamiku berprofesi di Arab, Mulai ketika itu suamiku cuma pulang tiap-tiap 6 bulan sekali. Itupun cuma 1 pekan di rumah.

hati kadang-kadang tak tertahan menikmati nikmatnya remasan, jilatan dan pelintiran tangan di puting susuku, kecupan yang menjalan dari leher turun ke bawah dan stop di vaginaku. Ooo… hhhh… kapan saya temukan?. Bayang-bayang itu cuma saya nikmati dalam hayalan sesudah membaca buku cerita sex romantis. Saya masih muda, saya baru berumur 32 tahun.
Pada Sabtu pagi dikala anakku pamitan menginap dirumah kakakku, terasa hatiku sepi. Gerimis di luar menambah hatiku berontak, saya sudah dibelenggu waktu. Apakah saya sedang menunggu? Apa yang sedang saya tunggu? Bukankah hidup ini berjalan terus tanpa putus? Kenapa saya menyia-nyiakan hidupku? Apa yang saya inginkan kini? Yah… saya berharap merasakan belaian laki-laki.
Suamiku tak mungkin memberikan, dia tak ada disini, masih 5 bulan lagi baru dapat pulang. Kata sahabat-sahabatnya disana juga banyak perempuan yang dapat diajak kencan. Pasti suamiku juga sudah memakai beberapa penghasilannya merasakan perempuan disana. Sebagai wanita normal saya juga berharap laki-laki yang dapat memberi saya kepuasan. Tetapi siapa dan dimana?

Bandarslot-Saya sepeti orang bingung. Walhasil saya duduk di daerah tunggu sambil merencanakan pulang.Keramaian pengunjung bioskop membawa pandanganku tertuju pada seorang laki-laki dengan usia kaprah-kaprah 40 tahun bersama si kecil-si kecil remaja perempuan. Terlihat mereka berbincang mendiskusikan agenda aktivitas. Walhasil remaja-remaja itu pergi meninggalkan laki-laki itu sendirian.

Pulangnya mereka ditemani dari sana. Ibu juga sedang menunggu putra ibu?
“Ooo.. tak Pak, aku tadi berharap nonton film, melainkan rupanya film yang berharap aku tonton telah tak diputar lagi” saya menjawab sekenanya.
Untung ia tak menanyakan nama film itu. Kemudian saya dan ia karam dalam obrolan lazim hingga obrolan rumah tangga. Dari ceriteranya saya tahu seandainya Istrinya lagi keluar kota menemani bapak dan ibunya kembali ke kampung. Obrolan itu cukup mengasikkan sehingga melupakan kenapa saya hingga ke Taman Ismail Marjuki. Kemudian dia kembali asik membaca kembali korannya, melainkan saya bahkan melamun.

Di Baca Juga : 5 macam pemainan mesin slot

“Ibu sendirian? Dimana rumah ibu?” kembali ia menuntaskan lamunanku. Saya sedikit terkejut mendengar suaranya.
“Ya Pak, aku tinggal di tempat Rawamangun” jawabku.
“Seandainya ibu berharap pulang kini, kita dapat sama-sama, aku berharap ke bengkel di Kelapa Gading.”
Saya tak menyambut tawaran itu sebab saya belum berharap pulang.
“Terima beri Pak, ngak usah repot-repot, aku masih ada kebutuhan di daerah lain”.
“Oh demikian itu, barangkali daerah lain itu satu arah dengan tujuan aku, kita dapat melanjutkan obrolan tadi. Ibu kan belum cerita keluarga ibu?”.
Walhasil saya terima tawaran itu dan saya naik ke mobilnya. Saat telah ada di atas kendaraan beroda empat, dia tak langsung mengerjakan. Mungkin ada yang ditungu?
“Bu, maaf apakah ibu punya waktu seandainya kita jalan-jalan sejenak sambil ngobrol? Aku kok merasa sesuai dengan obrolan tadi”.
“Boleh juga pak, aku hari ini juga tak ada aktivitas yang perlu aku selesaikan”.
Sambil menyetir, tangan kiri mas Adi menyentuh pahaku. Saya membisu saja dikala tangan kiri itu menyusup dibawah rok. Tetapi dikala jarinya berupaya meraih celana dalamku, saya pegang dan saya tampik.
“Jangan Mas” saya menolak.
“Kemana kita Galih… saya berharap dapat ngobrol dengan hening” katanya.
“Terserah Mas Adi..”

Di Baca Juga : Poker Adalah Permainan Kartu Yang Populer Di dunia

Ketika itu birahiku bangkit kembali, saya melirik ke mukanya, dalam hati saya berkata, apakah laki-laki ini yang akan memberiku kepuasan? Saya tak punya pengalaman mengenai ini. Dia kembali meletakkan tangannya di pahaku sambil menarik rokku. Dia dengan bebas mengendalikan paha mulusku. Kala tangannya lebih ke atas sehingga meraba celana dalam komponen tengah supaya dapat mengusap barang yang ada diantara pahaku.

Saya tak mengamati jalan lagi dikala kendaraan beroda empat itu masuk ke jalan tol. Ia minta tanganku membuka celananya. Yah ketika itu birahiku juga mulai timbul. Saat saya kesusahan membuka resluitingnya, Mas Adi meminggirkan mobilnya dan ia sendiri yang membuka resleting celananya, kemudian mengeluarkan kontolnya yang sudah berdiri tegak. Saat kendaraan beroda empat bergerak kembali, tangan kananku dipinta memegangi kontolnya, saya menikmati kontol itu panas dengan detak nadinya yang keras.

Tiba-tiba Mas Adi merebahkan saya di kasur.
Kakiku masih menjuntai di lantai dikala Mas Adi mengecup dengan ganas. Saya pasrah dikala tangannya menyusup diantara Bhku mencari susuku.
“Saya pengin banget Galih…” dia membisikkan di telingaku.
Saya didukung rebah ke daerah tidur. Saya pura-pura jual mahal, saya pegangi bajuku supaya ia tak gampang membuka. Saya masih berharap mendapatkan kecupan Mas Adi lebih lama sebelum diawali dengan yang lebih intim. Rupanya dia tak memaksaku. Sambil menindih badanku, Mas Adi mulai menciumi kembali mukaku, leherku dan bibirku dicium dengan kuat. Kemudian kecupan itu bergeser ke alat pendengar terus ke belakang alat pendengar, sehingga membikin saya merinding enak.

Badanku digulingkang sedikit ke kiri supaya tangannya bisa melingkar ke badanku untuk membuka kancing Bhku. Sekali raih Bhku terlepas dan kedua susuku tersembul. Mata mas Adi terbelalak memandangi susuku yang tak demikian itu besar melainkan pesat dan putingnya yang berwarna cokelat menonjol telah mengeras sebab telah terstimulus. Dia nampak terpukau mengamati susu yang masih ranum. Dengan perlahan-perlahan hidungnya diusapkan di puting susuku kemudian kumisnya dia geser-geserkan. Saya bagaikan melayang…
“Maa.. sss… oo… hhhh…” saya mengerang enak.
“Ter… r.. uss mas, kenyot yang kuat… M.. a.. s… oo.. hhh” pintaku keenakan.
Tangannya meremas susuku kian pesat, sehingga nafasku terengah kian memburu. Saat puas merasakan susuku, mulut panas itu bergeser ke bawah diantara pusarku. Tangannya lantas menjambret rok bawah. Untung rok itu gunakan karet sehingga dikala ditarik tak rusak. Tanpa menunggu waktu, tangan satunya sudah memelorotkan celana dalamku.

Saya masih dalam posisi rebah di tepi daerah tidur. Badanku ada di atas kasur meskipun kedua kakiku terjuntai ke bawah. Posisi ini sungguh-sungguh ideal buat Mas Adi yang mulai berjongkok dihadapan selangkanganku dan mendekatkan mulutnya ke turukku. Tangan Mas Adi membuka bibir turukku yang membasah oleh lendir libido dan lidah Mas Adi mulai menyentuk itilku. Saya menjerit enak…..
“Haa… ooo…… hhhh… ssttttt… haa… ooo… hhhh… ssttttt…… haa… ooo…… hhhh… ssttttt” saya mengangkat pantatku biar lidah Mas Adi dapat lebih leluasa menjilat itilku.
Saya belum pernah senikmat ini mendapatkan dari suamiku. Saya bermain cinta dengan suamiku tanpa ada stimulasi, demikian itu buka pakaian, lantas kontol suamiku ditancapkan. Baru kali ini saya merasakan kewanitaanku, saya benar-benar wanita yang menikmati gairah cinta yang sebetulnya.
“Haa… ooo…… hhhh… ssttttt… haa… ooo… hhhh… ssttttt…… terruuusss… ter… us”
Ooo… hhhh… ssttttt…… terruuusss… ter… us”
Mas Adi tak stop disitu. Tiba-tiba itilku dihisap lembut. Saya kembali menjerit enak.
“Aaaaa…… ooohh… hhh…… Mas……… ss”
“Ttt… ee…… r.. r r… uuusssssss……”

Denyutan itu terjadi sebagian kali dan kian memanjang… hasilnya sirna. Saya menempuh puncak orgasme, puncak kenikmatan yang tertinggi. Saya baru sekali ini menikmati. Tujuh tahun dalam hidup rumah tanggaku saya belum pernah menikmati senikmat ini dengan suamiku. Badanku lemas.. dan mataku terpejam enak melepas denyutan.

Saat dia membuka kedua pahaku, mataku terbuka saya seharusnya bergantian memberikan kepuasan terhadap Mas Adi. Saya bangkit, saya pegang kontol itu… pesat seperti batu. Mas Adi membisikkan kata-kata supaya saya mengenyot kontolnya.

Saya ragu, saya belum pernah seperti itu. Tetapi bukankan tadi Mas Adi menjilati turuk dan itilku? Bukankah saya sudah mendapatkan kenikmatan libido dari jilatannya? Dengan rasa ragu saya mendekatkan mulutku dan memasukkan kontolnya ke dalam mulutku. Mas Adi menyokong kontolnya masuk lebih dalam ke mulutku, saya bahkan terbatuk sehingga berharap muntah. Walhasil Mas Adi mengurungkan permintaannya.

Kembali Mas Adi merebahkan saya di pinggir daerah tidur. Dia tak lagi minta saya mengenyot kontolnya. Dia membuka selangkanganku dan kontolnya dia pegang dengan tangan kanan mulai digosok-gosokkan ke komponen itilku. Mungkin maksudnya supaya kepala kontolnya berair dengan cairan birahiku. Mula-mula terasa geli. Kemudian geli itu berubah menjadi enak. Saya mulai terstimulus lagi. Kepala kontolnya digeser-geser kian dalam. Saya mulai mendesah enak.

Kembali gerakkan maju mundur dikerjakan sungguh-sungguh perlahan……… saya menikmati turukku mulai berdetak menjepit kontol Mas Adi. Tampaknya Mas Adi merasakan sekali denyutan turukku yang memeras kontolnya sehingga terasa lebih sempit.
“Aaaaa… ooo… hhh… hhaaahhhhh… haaahhhhhh…………”
“Aaaaa… ooo… hhh… hhaaahhhhh… haaahhhhhh………… te… rus…………”
Mulutku tak dapat membisu… rasa enak menjalar dari dalam pinggangku… ke paha dan kaki. Susuku yang mengencang berharap sekali diremas. Turukku yang berdetak-detak berharap diberikan gerakkan kontol yang lebih kencang. Saya menarik tangan Mas Adi yang bergantung di kasur ke arah susuku. Saya meminta ia meremas.

“Ma.. sss… r.. e.. Mas…… rem… aaa… sss k.. u.. a…t”.
Mas Adi mulai meremas susuku sambil menggerakkan maju mundur pinggulnya. Jepitan turukku kian kuat dikala jari Mas Adi menarik puting susuku yang menonjol telah mengacung dengan tingginya sebab telah sungguh-sungguh-sungguh-sungguh terangsangnya oleh persetubuhan ini. Saya mulai menggoyang pantatku untuk menambah kenikmatanku.
Itu juga kepalaku mulai bergerak ke kanan dan kiri. kontol Mas Adi memompa keluar masuk turukku kian kencang, saya kian menikmati nikmatnya persetubuhan ini. Kelihatannya Mas Adi tak bendung lama, sebab nampak dari gerakkannya yang kian kencang. Ganti bunyi erangan kenikmatan Mas Adi yang lebih keras dari eranganku.

“Aaa… aaaa.. hhhh… Aaa… aaaa.. hhhh… Aaa… aaaa.. hhhh… Aaa… aaaa.. hhhh…”
“Ga… l.. i h… a.. k.. u.. m.. a.. u…… k e l u.. a…… r”
“Sa.. ma… s.. a… m.. a……… ki.. ta… b a r.. e… n.. g…… M a a.. a… a…… a………”
Saya menjerit tak dapat dapat meneruskan kata-kataku. Saat gerakan ,Mas Adi sungguh-sungguh kencang, terasa badanku berkontraksi.. dengan kenikmatan yang lebih hebat diperbandingkan kenikmatan sebelumnya. Itu juga saya Mas Adi mengejang, menyokong kontolnya hingga ke pangkal paha. Saya menikmati peju Mas Adi menyemprot sebagian kali membasahi rahimku. Mas Adi jatuh tertelungkup lemas menindih dalam pelukanku, dia merangkul kuat dan mukanya dibenamkan diantara kedua susuku.


Sesudah sebagian lama, Mas Adi kembali mengenyot susuku, menciumi leherku, memainkan kumisnya di daguku serta menyedot lembut bibirku. Pelukan Mas Adi kian mengendor, demikian itu juga kontol dalam turukku ikut serta mengendur. Kemudian Mas Adi berdiri mencabut kontolnya dan merebahkan badannya di kasur. Dia tertidur pulas pedoman puas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar